Minggu, 22 Desember 2013

Bab 11 Kelas Sosial dan Kelompok Status



1.     Perbedaan antara Kelas Sosial dengan Status Sosial

Dalam kehidupan di masyarakat, tidak heran jika masih ada seseorang yang masih melihat orang lain dari berbagai macam perbedaan. Disini saya akan membahas perbedaan yang masih dipandang berkesan tidak baik dalam hal Kelas Sosial  dan Status Sosial.

Menurut saya Kelas Sosial adalah tingkatan yang membedakan seseorang dengan orang lain dari sisi pendidikan, pekerjaan, penghasilan. Apabila seseorang memiliki pendidikan tinggi , pekerjaan yang sangat baik, dan berpenghasilan tinggi tidak akan mau untuk bersosialisasi dengan masyarakat yang tidak memiliki pendidikan tinggi, pekerjaan yang baik, dan berpenghasilan tinggi. Mereka cenderung bersosialisasi dengan lingkungan yang sederajat dengan hidupnya.
Contoh : keluarga A yang dahulunya tinggal dilingkungan rumah yang berpenghasilan menengah. dan keluarga tersebut pindah ke lingkungan rumah yang mayoritas berpenghasilan tinggi, maka gaya hidup serta cara mereka bersosialisasi akan berubah. Untuk menjaga gengsi mereka, mereka bersosialisasi dengan lingkungan baru mereka dan enggan untuk bersosialisasi dengan lingkungan rumah lamanya.

Status Sosial adalah suatu bagian yang timbul karena adanya hak dan kewajiban, sehingga dari status social seseorang dapat dipandang baik dan di segani oleh orang lain.
Jadi menurut saya kelas social dengan status social saling berhubungan, apabila seseorang dari kelas social terendah pindah ke kelas social yang tinggi maka ia akan berstatus social tinggi. Apabila dikaitkan dengan perilaku konsumen, pengaruhnya adalah seseorang yang hidup dilingkungan rumah mewah dalam membeli pakaian akan memilih membeli pakaian yang bermerek ternama untuk mendapatkan status social yang tinggi dari orang lain.
           

2.     Pemilikan


Kepemilikan adalah kekuasaan yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sesuatu yang dimiliki secara eksklusif dan menggunakannya untuk tujuan pribadi. Definisi ini mirip dengan definisi kekayaan, baik pribadi atau public.

3.     Dinamika Kelas Sosial

Dinamika Kelas Sosial adalah proses perubahan dan perkembangan akibat adanya interaksi dan interdependensi, baik antar anggota kelompok maupun antara anggota suatu kelompok dengan kelompok lain.

Faktor-faktor Pendorong Dinamika Kelompok Sosial

Factor dari luar ;
a.  Faktor dari luar
(1)   Perubahan situasi sosial
(2)   Perubahan situasi ekonomi
(3)   Perubahan situasi politik

Factor dari dalam;
b.  Faktor dari dalam
(1)   Adanya konflik antar anggota
(2)   Adanya perbedaan kepentingan
(3)   Perbedaan paham
(4)   Pergantian anggota kelompok.


4.     Social Mobility dan Konsekuensinya terhadap Market

Mobilitas adalah suatu gerak dalam struktur sosial,yaitu  pola tertentu yang mengatur suatu organisasi suatu kelompok sosial.
Gerak social dibedakan menjadi 2 ;

1)      Gerak sosial vertikal
Gerak sosial vertikal adalah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Sesuai dengan arahnya,gerak sosial vertikal ada 2macam,yaitu;
A.    Gerak sosial vertikal naik
Terdapat dua bentuk utam,yaitu;
·         Masuknya individu ang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
·         Pembentukan suatu kelompok baru,yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi

B.     Gerak sosial vertikal turun
Terdapat dua bentu utama,yaitu;
·         Turunnya keddudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya
·         Turunnya derajat kelompok individu yang dapat berupa disentegrasi kelompok sebagai suatu kesatuan.

2)      Gerak Sosial Horizontal
Gerak sosial horizontal ialah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang sederajat.

Mobilitas sosial sendiri memiliki arti yaitu perbedaan status sosial. Perbedaan status sosial antara seseorang dapat mempengaruhi prilaku seseorang dalam membeli. Apabila mobilitas sosial seseorang  lebih tinggi maka secara otomatis orang tersebut akan mempunyai prilaku pembelian yang lebih konsumtif, dan begitu sebaliknya jika seseorang berada pada tingkat moilitas sosial yang rendah, maka orang tersebut tingkat konsumsinya akan mengalami penurunan.
Kasus tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Abraham H Maslow,yaitu Teori Kebutuhan Maslow.
                                         

5.     Klasifikasi Geodemografi dan Manfaatnya bagi Pemasar


Berbagai tujuan promosi penjualan yang berorientasi perdagangan :


1. Untuk memperkenalkan produk baru atau yang direvisi

2. Untuk meningkatkan distribusi paket-paket atau ukuran baru

3. Untuk menyelenggarakan persediaan eceran

4. Untuk mempertahankan atau meningkatkan luas rak penyimpanan barang

5. Untuk mendapatkan display disamping rak yang normal

6. Untuk mengurangi kelebihan persediaan dan peningkatan perputaran

7. Untuk mencapai fitur produk dalam periklanan pengecer

8. Untk menghadapi aktivitas pesaing

9. Untuk menjual sebanyak mungkin produk pada konsumen



Jenis-jenis promosi perdagangan

bentuk promosi perdagangan :

1. Trade allowances (trade deal), 2 tujuan yang diharapkan dapat dicapai dengan mengunakan trade allowances adalah :

· Meningkatkan pemebelian para grosir dan pengecer atas merek produsen

· Meningkatkan pembelian konsumen atas merek produesen dan pengecer


Bentuk utama trade allowances :

· Slotting allowances ( stocking allowances, street money)

· Bill Black Allowances

· Off invoice allowances


Forward buying and Diverting

Forward Buying, Praktek pengecer yang seringkali membeli cukup banyak produk pada suatu transaksi sampai jadwal transaksi regular berikutnya.

Diverting, adalah bahwa para grosir dan pengecer membeli dalam jumlah yang sangat besar pada harga deal dan kemudian menggunakan broker makanan untuk menjual kembali di daerah-daerah geografis lainnya. (produsen membatasi deal pada daerah geografis yang terbatas bukan nasional)

2. Usaha-usaha untuk meningkatkan promosi perdagangan

Efficient Consumer Response (ECR),

adalah konsep manajemen bisnis yang luas yangberorientasi pada peningkatan efisiensi dan penurunan biaya dalam industry bahan pangan.

Tujuan ECR adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam indistri bahan pangan diantara semua pihak (produsen, grosir, broker, dan pengecer) dan mengurangi biaya bagi semua orang, khususnya konsumen akhir.

Manajemen kategori, Manajemen kategori menjelaskan hubungan kerja antara para produsen dan pengecer yang mencoba menemukan cara agar kedua pihak dapatmeraih keuntungan.
5 tahap yang saling berkaitan dalam proses pengimplementasian manajemen kategori yang
sebenarnya(5 tahap manajemen kategori)

· Mereview kategori produk

· Menargetkan konsumen

· Merencanakan perdagangan

· Menerapkan strategi

· Mengevaluasi hasil-hasil


3. Everyday low Pricing (EDLP M)

EDLP M adalah bentuk penetapan harga dimana produsen akan mengenakan harga yang sama untuk merek tertentu hari demi hari.

3 alasan utama mengapa beberapa pengecer menolak penetapan EDLP

· Banyak pengecer telah memebentuk infrastruktur distribusi yang memnfaatkan harga tinggi rendah

· Penetapan harga EDLP M hanyamenguntungkan produsen jika harga produk mereka dalam kondisiini lebih tinggidibandingkan harga pengecer yang membayar ELDP M bukan harga tinggi rendah.

· Penetepan harga ELDPM merugikan konsumen


6.     Pemasaran untuk Pangsa Kelas Sosial

Sebagai perusahaan khususnya pemasar dalam memasarkan produk harus melihat pangsa pasar sesuai dengan kelas social nya. Sebagai contoh ; perusahaan garmen dalam memasarkan baju yang memiliki merek ternama dengan kualitas dan harga yang mahal dipasarkan ke toko atau boutiq yang mayoritas pembeli nya ialah masyarakat berpenghasilan tinggi. Apabila pemasar salah memasarkan produknya, maka perusahaan akan bangkrut.


7.     Pengenalan Kebutuhan dan Kriteria Evaluasi

Konsumen dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, harus pintar dalam mengenal dan memilih produk untuk digunakan. Apabila salah memilih maka akan berdampak buruk bagi konsumen itu sendiri dan ia akan menyesal dengan membeli produk tersebut. Berikut adalah beberapa criteria evaluasi dalam memilih dan menggunakan produk ;
1)      Apabila setelah di gunakan produk tidak memberikan manfaat yang baik dan justru berefek samping, hendaklah konsumen hindari.
2)      Apabila konsumen merasa tidak nyaman dan merasakan perbedaan yang tidak baik setelah menggunakan produk, hendaklah dihentikan.


8.     Proses Pencarian

Dalam mencari produk yang tepat untuk konsumen gunakan, ada beberapa langkah dalam proses pencarian ;
1) Cari tau mengenai manfaat produk
2) Tanyakan kepada orang lain/ customer service yang mengetahui produk
3) Lihat bahan baku pembuatan produk, apakah aman atau tidak
4) Harga, harga yang mahal memang tidak akan membohongi kualitas dari suatu produk
5) Apabila produk tersebut memiliki manfaat yang baik dan sesuai dengan konsumen, maka proses pencarian pun selesai. Konsumen pun akan mengambil keputusan, apakah akan membeli produk tersebut atau tidak.

9.     Bahasa Sosial

Hubungan antara bahasa dengan konteks sosial tersebut dipelajari dalam bidang Sosiolinguistik, sebagaimana yang dikemukakan oleh Trudgill bahwa “Sosiolinguistik adalah bahagian linguistik yang berhubung kait dengan bahasa, fenomena bahasa dan budaya. Bidang ini juga mengkaji fenomena masyarakat dan berhubung kait dengan bidang sain sosial seperti Antropologi seperti sistem kerabat (Antropologi) bisa juga melibatkan geografi dan sosiologi serta psychologi sosial”.

Manakala, Fishman menyatakan bahwa Sosiolinguistik memiliki komponen utama yaitu ciri-ciri bahasa dan fungsi bahasa. Fungsi bahasa dimaksud adalah fungsi sosial (regulatory) yaitu untuk membentuk arahan dan fungsi interpersonal yaitu menjaga hubungan baik serta fungsi imajinatif yaitu untuk meneroka alam fantasi serta fungsi emosi seperti untuk mengungkapkan suasana hati seperti marah, sedih, gembira dan apresiasi.


Perkembangan bahasa yang selari dengan perkembangan kehidupan manusia di abad modern menunjukkan fenomena yang berubah-ubah antara lain dengan penggunaan bahasa sebagai alat pergaulan tertentu yang dikenal dengan variasi bahasa seperti jargon dan argot.

A. Keterkaitan bahasa dengan kelas social

Kelas sosial (sosial class) mengacu kepada golongan masyarakat yang mempunyai kesamaan tertentu dalam bidang kemasyarakatan seperti ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta, dan sebagainya. Misalnya si A adalah seorang bapak di keluarganya, yang juga berstatus sosial sebagai guru. Jika dia guru di sekolah negeri , dia juga masuk ke dalam kelas pegawai negeri. Jika dia seorang sarjana, dia bisa masuk kelas sosial golongan “terdidik”.

1.Ragam bahasa kelas sosial

Kita melihat di Indonesia kelas sekelompok pejabat yang mempunyai kedudukan tinggi. Tetapi ragam bahasanya justru nonbaku. Ragam bahasa mereka dapat dikenali dari segi lafal mereka, yaitu akhiran –kan yang dilafalkan –ken. Jadi perbedaan atau penggolongan kelompok masyarakat manusia tercermin dalam ragam bahasa golongan masyarakat itu.

2.Peranan Labov

Tahun 1966, William Labov menerbitkan hasil penelitiannya yang luas tentang tutur kota New York, berjudul The Social Stratification of English in New York City (lapisan sosial Bahasa Inggris di Kota New York). Ia mengadakan wawancara yang direkam, tidak dengan sejumlah kecil informan, hanya terdiri dari 340 orang. Dengan ini Lobov memasukkan metode sosiologi ke dalam penelitiannya. Sosiologi menggunakan metode pngukuran kuantitatif dengan jumlah besar, dan dengan metode sampling.

3.Kelas sosial dan ragam baku

Ada kaidah yang baku dalam bahasa Inggris. Jika subjek adalah kata ganti orang ke tiga tunggal (she, he, it), predikat kata kerjanya harus menggunakan sifiks-s. kemudian diadakan penelitian apakah ada hubungan antara kelompok sosial dengan gejala bahasa ini. Penelitian diadakan di dua tempat, yaitu di Detroit (AS) dan di Norwich (Inggris). Informannya meliputi berbagai tingkat kelas sosial, yaitu:



- Kelas Menengah Tinggi (KMT)
- Kelas Menengah Atas (KMA)
Kelas pekerja (buruh) menengah (KPM)
Kelas pekerja bawah (KPB)


B. Keterkaitan Bahasa dengan Komunikasi

Bahasa dengan komunikasai sangat berhubungan. Dalam setiap komunikasi bahasa ada dua pihak yang terlibat, yaitu pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver). Ujaran (berupa kalimat atau kalimat-kalimat) yang digunakan untuk menyampaikan pesan (berupa gagasan, pikiran, saran, dan sebagainya) itu disebut pesan. Dalam ini pesan tidak lain penbawa gagasan (pikiran, saran, dan sebagainya) yang disampaikan pengirim (penutur) kepada penerima (pendengar). Setiap proses komunikasi bahasa dimulai dengan si pengirim merimuskan terlebih dahulu yang ingin diujarkan dalam suatu kerangka gagasan. Proses ini dikenal sebagai istilah semantic encoding.



10.Proses Pembelian

1.   Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen  tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.

2.   Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).

3.   Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

4.   Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.

5.   Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.


11.Metode Penelitian Pemasaran untuk Mengukur Kelas Sosial

Metode penelitian pemasaran dalam mengukur kelas social ialah ;

1)   Metode teoritis dan keabsahan
Metode reputasi melibatkan pengajuan kepada orang-orang untuk menentukan peringkat posisi atau presitse orang lain.
Metode reputasi dikembangkan oleh Lloyd warner, salah satu pelopor didalam studi kelas social di Amerika Serikat. Selanjutnya diperluas Burleigh Gardner dan rekan-rekannya di Deep South dan di Midwest oleh Hollingshead, studi-studi ini juga mencakupi sosiasi atau ukuran sosiometrik yang menghitung jumlah dari sifat kontrak pribadi dari orang didalam hubungan mereka yang informal.
Penelitian toeritis memberikan suatu arus data empiris dan konsep yang pokok bagi upaya kita yang sekarang menghubungkan kelas social dengan konsumsi.

2)   Metode penelitian pemasaran
Para peneliti pemasaran mengukur kelas social dengan variable bebas untuk menentukan hubungannya denga variable terkait dariminat akan pemasaran. Metode objektifmemberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari variable yang distratifikasikan. Variable yang paling sering digunakan adalah pekerjaan, pendapatan, pendidikan, ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilik barang,  dan afiliasi organisasi. Metode objektif dapat dibagi ke dalam metode yang berindeks tunggal dengan mengutamakan pekerjaan sebagi indikator tunggal terhadap pemilihan kelas sosial dan metode yuang berindeks ganda dimana dalam memntukan kedudukan sosial seseorang didasarkan dari berbagai macam variable yang sudah disebut diatas.
Metode subjektif atau pelaporan diri meminta responden untuk menilai diri sendiri berdasarkan kelas sosial.







http://muslimah2792.blogspot.com/2013/06/pengaruh-status-sosial-dan-kelas-sosial.html






http://falsafiamar.blogspot.com/2011/10/perilaku-konsumen-dalam-menentukan_21.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar