Rabu, 11 Desember 2013

Bab 10 Dinamika Kelompok dan Kelompok Rujukan

DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN


I. KELOMPOK RUJUKAN

Kelompok rujukan adalah setiap orang/kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (atas rujukan) bagi seseorang dalam membentuk nilai – nilai dan sikap umum/khusus, atau pedoman khusus bagi perilaku. Konsep ini juga memberikan pandangan mengenai metode yang kadang – kadang digunakan para pemasar untuk mempengaruhi perubahan yang diinginkan pada perilaku konsumen.

II. KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN

Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis prilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karna dua alasan:
Pertama,banyak produk dibeli konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali melibatkan dengan anak,kakek-nenek, atau anggota keluarga lainya. Mobil biasanya dibeli keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja terlibat dalam pelbagai tahap keputusan.
Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, kepuusan pembelia individu bersangkutan mungkin snagat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai oleh orang tua, begitu juga sebaliknya.
Pemasar sangat tertarik dengan pengambilan keputusan dengan pengambilan keputusan suatu keluarga, bahwa bagaimana suatu keluarga itu yang anggota-anggotanya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain ketika menentukan suatu pembelian tehadap suatu produk. Sehingga suatu penelitian itu menunjukan bahwa orang yang berbeda dalam suatu keluarga dapat memaikan peran social yang berbeda dan menampakan prilaku yang berbeda pada saat mengambil suatu keputusan dan mengkonsumsi suatu produk. Sehingga suatu pemasaran haru dapat mengetahui anggota keluarga mana yang setidaknya berpengaruh terhadap suatu keputusan. Peran-peran dalam pengambilan keputusan antara lain yaitu:
  1. Pemberi pengaruh (influencers) :orang yang memberiakan informasi bagi anggota lainya tetang suatu produk.
  2. Pengambil keputusan (deciders) :orang yang memiliki kekuasaan untuk menentukan apakah produk tersebut akan dibeli atau tidak.
  3. Pembeli (buyers) : orang yang akan membeli produk tersebut.
  4. Pengguan (users) : orang yang mengkonsumsi atau menggukan produk tersebut.
III. VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN
  1. Variable sosiologis yang mempengaruhi keluarga. Bagaimana keluarga mengambil keputusan dapat dimengerti denganlebih baik dengan mempertimbangkan dimensi sosilogis seperti kohesi, kemamampuan beradaptasi dan komunikasi.
  2. Keputusan pembelian keluarga. Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksiakan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan.
  3. Peran individu dalam pembelian keluarga. Kebutuhan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya peranan yang dapat didefinisikan. Peran-peran ini mungkin dipegang oleh suami , istri, anak, atau anggota lain dalm rumah tangga.
  • Penjaga pintu: inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk.
  • Pemberi pengaruh (influencer ) : individu yang opininya dicari dalam pembelian produk.
  • Pengambil keputusan  (decider) : orang yang mempunyai wewenang/kekuasaan keuangan.
  • Pembeli (buyer) : orang bertindak sebagai agan pembeli
  • Pemakai (user) : orang yang mengguanakan produk
  1. Perilaku peran. Peran instrumental, yang digunakan sebagai peran fungsional atau ekonomi, melibatkan aspek keluarga, kerakter performansi, dan sifat “fungsional” lain seperti  kondisi pembelian.
  2. Peran pasangan hidup dalam keputusan pembelian. Keputusan konsumsi dipegaruhi oleh jenis keluarga dimana individu menjadi anggota.
  3. Menurunya perbedaan jenis kelamin. Perbedaan jenis kelamin walaupun ada gerakan menjauh dari mendominasi peranjenis kelamin,masih ada beberapa produk dan dalam beberapa situasi.
IV. SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU PEMBELIA
Siklus Keluarga Menurut Duval (Niacholas 1984) ada 8 tingkat/siklus perkembangan keluarga
  1. Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)
  2. Tahap II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
  3. Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
  4. Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)
  5. Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
  6. Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).
  7. Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).
  8. Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
V. SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA TRADISIONAL
Keluarga adalah sistem sosial yang unik. Cara masuk ke dalam sistem ini adalah melalui kelahiran, pengadopsian, pengangkatan, pernikahan. Memutuskan seluruh koneksi kekeluargaan adalah hal yang mustahil. Anggota keluarga juga biasanya memiliki peran tertentu. Hubungan antar anggota keluarga merupakan hal yang paling penting dan tidak tergantikan. Saat ini pendefinisian keluarga secara tradisional mendapat tantangan. Maraknya orang tua tunggal, perceraian, perpisahan dan pernikahan kembali membuat struktur tradisional mengalami perkembangan.
Menurut Carter & McGoldrik ada 6 tingkat perkembangan keluarga
  • Keluarga antara: dewasa muda, belum menikah.
  • Penyatuan keluarga dengan pernikahan (pasangan baru menikah).
  • Keluarga dengan anak kecil (bayi-usia sekolah).
  • Keluarga dengan anak remaja.
  • Keluarga melepaskan anak dan pindah.
  • Keluarga dalam kehidupan terakhir. Tidak ada tahap yang diidentifikasi.
Menurut Carter dan McGoldrik 1985 mengatakan sistem keluarga sekurang-kurangya tiga generasi:
  • Kakek-nenek
  • Ayah-ibu
  • Anak-anak
VI. STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH

Apa yang dimaksud dengan sturktur keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana struktur itu mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran? Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan laporan sementara oleh Biro Sensus?
  1. Menikah atau Single.
  2. Ukuran Rumah Tangga.
  3. Perkawinan dalam usia yang lebih lanjut.
  4. Boom orang single.
  5. Perceraian dan perilaku konsumen.
  6. Orang-orang single yang hidup bersama.
  7. Pemasaran untuk orang single.
  8. Perkawinan kembali
VII. PERANAN WANITA YANG BERUBAH 

Wanita ataupun pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Menurut saya ada beberapa budaya yang membuat wanita/pria berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk:
  • Budaya psikologis. Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen.
  • Budaya social. Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk. 
VIII. PERANAN PRIA YANG BERUBAH

Pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Menurut saya ada beberapa budaya yang membuat wanita berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk ;
1)    Budaya psikologis 
Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen.

2)   Budaya social 
Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk.

IX. METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA

Metodologi yang digunakan untuk meneliti studi tentang keputusan keluaraga hampir sama dengan penelitian yang lain. Seperti dibawah ini ;
1.     Kerangka Proses-Keputusan.
2.    Kategori Sturktur-Peran. 
3.    Bias Pewawancara. 
4.    Seleksi Responden
X. IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN

American Marketing Association yang terdapat pada buku karangan Peter dan Olson (1999, hlm. 6), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.” Paling tidak ada tiga ide penting dalam pengertian di atas, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar; serta hal tersebut melibatkan pertukaran.
Pertama, definisi di atas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu (Peter dan Olson, 1999, hlm.6).
Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen (Peter dan Olson, 1999, hlm.8).
Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson, 1999, hlm.9).

SUMBER :
http://ruth-apriyana.blogspot.com/2013/12/dinamika-kelompok-dan-kelompok-rujukan.html 
http://wantosakti.wordpress.com/2013/12/11/dinamika-kelompok-dan-kelompok-rujukan/ 
http://hikmatpembaharuan.wordpress.com/2009/01/25/keluarga-tahap-tahap-siklus-hidup/ 
http://bukunnq.wordpress.com/psikologi-perkembangan-keluarga/ 
http://ddesar.blogspot.com/2013/12/bab-10-dinamika-kelompok-dan-kelompok.html 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar