Penderitaan Anak Jalanan
Cerita anak jalanan seolah-olah tidak ada habisnya. Kita sebagai masyarakat sangan perihatin dengan segala penderitaan mereka. Mereka harus berjuang di tengah kota yang kejam untuk mendapatkan sejumlah uang agar bertahan hidup.Jual rokok, mengamen di pinggir jalan, membersihkan mobil-mobil orang dan sebagainya. Barangkali itu yang dapat mereka lakukan, dan mereka dapat kita jumpai di sudut terminal, jalanan atau tiap persimpangan kota besar.Apalagi seperti Jakarta, banyak sekali anak jalanan,hampir di setiap sudut ibu kota, selalu ada potret penderitaan anak jalanan. Sebenarnya hal itu tidak di inginkan oleh mereka, tetapi faktor ekonomi yang mendorong mereka melakukan hal tersebut. bahkan ada beberapa di antaranya yang berhenti sekolah hanya demi mendapatkan 10.000 rupiah berkat pekerjaan mereka sebagai anak jalanan. hal itu sangat miris, melihat bapak-bapak yang ada di anggota dewan dapat hidup bergelimpangan harta.
Diantara mereka ada yang memang karena faktor ekonomi, putus sekolah atau persoalan rumah tangga serta kondisi orang tua. Tak sedikit dari mereka yang bertahan, karena faktor tersebut yang menyelimutinya. Walau tak sedikit juga mereka yang berada di komunitas tersebut karena faktor kenakalan atau kurang mendapat perhatian keluarga ataupun lingkungan.
Apapun keadaannya, mereka adalah anak jalanan yang patut untuk diberi pembelajaran agar mereka tidak menjadi anak jalanan, dan memberi tahu mereka kalo tugas mereka itu belajar . Sebagai contohnya, Rina (14), seorang pengamen yang sering mangkal di lampu merah ibu kota.
Dirinya menuturkan tidak memiliki biaya untuk meneruskan sekolah, sementara ayahnya sudah meninggal dan ia harus mencari nafkah bagi ibu dan keempat adiknya, ditambah kondisi sang ibu yang sering sakit-sakitan.
“Sebenarnya saya ingin sekolah dan belajar seperti anak lainnya. Tetapi, kondisi ekonomi keluarga yang memaksa saya harus turun ke jalan,” bebernya.
Jika mendengarkan pernyataan mereka,hati kita yang mendengarkan sungguh sedih pastinya. Kita seharusnya bisa lebih lebih mengayomi mereka. Sebenarnya banyak sekali LSM yang memberikan pendidikan gratis bagi anak jalanan,tetapi hal itu tidak mengurungkan niat anak jalanan untuk tetap berkerja di jalan. Fikiran mereka masih terpaku hanya untuk "uang". Didalam fikiran mereka, mereka tidak perlu belajar jika akhirnya hanya membuang-bunag waktu dan tidak bisa mendapatkan uang. Maka dari itu sekarang masih sedikit minat anak jalanan untuk belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar