Dalam sejarahnya, koperasi sebenarnya
bukanlah organisasi usaha yang khas berasal dari Indonesia. Kegiatan
berkoperasi dan organisasi koperasi pada mulanya diperkenalkan di
Inggris di sekitar abad pertengahan. Pada waktu itu misi utama
berkoperasi adalah untuk menolong kaum buruh dan petani yang menghadapi
problem-problem ekonomi dengan menggalang kekuatan mereka sendiri. Ide
koperasi ini kemudian menjalar ke AS dan negara-negara lainnya di dunia.
Di Indonesia, baru koperasi diperkenalkan pada awal abad 20. Sejak
munculnya ide tersebut hingga saat ini, banyak koperasi di negara-negara
maju (NM) seperti di Uni Eropa (UE) dan AS sudah menjadi
perusahaan-perusahaan besar termasuk di sektor pertanian, industri
manufaktur, dan perbankan yang mampu bersaing dengan korporat-korporat
kapitalis.
Di
Indonesia pengenalan koperasi memang dilakukan oleh dorongan
pemerintah, bahkan sejak pemerintahan penjajahan Belanda telah mulai
diperkenalkan. Gerakan koperasi sendiri mendeklarasikan sebagai suatu
gerakan sudah dimulai sejak tanggal 12 Juli 1947 melalui Kongres
Koperasi di Tasikmalaya. Pengalaman di tanah air kita lebih unik karena
koperasi yang pernah lahir dan telah tumbuh secara alami di jaman
penjajahan, kemudian setelah kemerdekaan diperbaharui dan diberikan
kedudukan yang sangat tinggi
dalam penjelasan undang-undang dasar. Dan atas dasar itulah kemudian
melahirkan berbagai penafsiran bagaimana harus mengembangkan koperasi.
ICA
(International Cooperative Alliance) adalah organisasi gerakan koperasi
internasional yang dibentuk pada 1895, dan saat ini beranggotakan 220
organisasi gerakan koperasi dari 85 negara (termasuk gerakan koperasi
Indonesia yang diwakili oleh Dekopin) yang memiliki lebih dari 800 juta
anggota perorangan yang tersebar di seluruh dunia
Dalam General Assembly yang diselenggarakan pada 18-19 Oktober 2007
yang lalu di Singapura, ICA antara lain telah meluncurkan suatu proyek
yang disebut ICA Global 300, yang menyajikan profil 300 koperasi klas
dunia. Yang dijadikan kriteria untuk dapat terjaring dalam Global 300
ini, disamping jumlah volume usaha (turnover) serta asset, juga
kegiatannya dalam melaksanakan tanggung jawab sosial (Cooperative
Social Responsibility), yang antara lain meliputi: pelaksanaan nilai
dan prinsip koperasi, pelaksanaan demokrasi, kepedulian pada
lingkungan, serta keterlibatan dalam pembangunan masyarakat. Dengan
kriteria ini berbagai jenis koperasi, yang berasal dari 28 negara
dengan turnover sejak $AS 63.449.000.000 hingga $ 654.000.000,
termasuk dalam kelompok koperasi klas dunia ini. Dari berbagai jenis
koperasi tersebut, yang terbanyak adalah koperasi/sektor keuangan
(perbankan, asuransi, koperasi kredit/credit union) sebesar 40%,
kemudian disusul koperasi pertanian (termasuk kehutanan) sebesar 33%,
koperasi ritel/wholesale sebesar 25%, sisanya adalah berbagai macam
koperasi, seperti: koperasi kesehatan, energi, manufaktur dan
sebagainya. Dilihat dari penyebarannya, dari 300 koperasi tersebut, 63
koperasi diantaranya berada di Amerika Serikat kemudian disusul 55
koperasi di Perancis. 30 koperasi di Jerman, 23 koperasi di Itali dan
19 koperasi di Belanda.
Cukup menarik,
di negara-negara yang biasa kita sebut sebagai negara kapitalis liberal
ini, yang tidak memiliki U.U koperasi dan Menteri Koperasi, beberapa
di antaranya memiliki koperasi yang memberikan sumbangan cukup berarti
pada perekonomian nasionalnya, khususnya dalam bentuk sumbangan pada
PDB, yaitu sebesar 21% di Finlandia, 17.5% di Selandia Baru, 16.4% di
Swiss dan 13% di Swedia.
Di beberapa
negara Asiapun terdapat cukup banyak koperasi yang termasuk dalam
daftar Global 300, seperti Jepang yang menempatkan 12 koperasi
raksasanya, 2 diantaranya bahkan menduduki peringkat 1 dan 2, yaitu Zeh
Noh (koperasi pertanian, yang beromzet $AS 63.449.000.000) dan asset $
18.357.000.000 dan Zenkyoren (koperasi asuransi yang beromzet $ AS
46.819.000.000) dan asset $ 406.224.000.000, Kemudian Korea Selatan yang
walaupun hanya menempatkan 2 koperasi, satu diantaranya, yaitu NACF
(National Agricultural Cooperative Federation) dengan turnovernya
sebesar $AS 24.687.000.000 dan asset $ 199.783.000.000 menduduki
rangking 4. India juga memiliki 2 koperasi unggulan, yang satu koperasi
pupuk IFFCO (Indian Farmers Fertilizer Cooperative) yang turnovernya
$AS 1.683.000.000 dan asset $ 1.251.000.000 (peringkat 140) dan
koperasi susu Amul yang turnovernya $AS 670.000.000 dan asset $ AS
11.000.000 (peringkat 295). Dan jangan lupa Singapura, negara yang
hanya berpenduduk + 4.4 juta itu juga menempatkan 2 koperasi
unggulannya, yaitu koperasi asuransi NTUC Income yang turnovernya $AS
1.273.000.000 dan asset $ AS 10.015.000.000 (peringkat 180) dan
koperasi ritel NTUC Fairprice yang turnovernya $AS 808.000.000 dan
asset $ AS 586.000.000 (peringkat 264).
Salah satu koperasi klas dunia versi Global 300 ICA yang termasuk dalam
kelompok perusahaan klas dunia versi Fortune adalah Credit Agricole
Group (Bank Koperasi Pertanian) dari Perancis, yang dengan turnover
sebesar $ AS 30.722..000.000 dan asset sebesar $ AS 128.623.100.000,
dan keuntungan sebesar $ AS 8.808.000.000, menduduki peringkat 18.
Peringkat 1 versi Fortune ini adalah Wal-Mart Store yang pendapatannya
sebesar $ AS 351.139.000.000, dan keuntungan sebesar $ AS 1.284.000.000
(2008).
Selain ICA Global 300 yang
menyajikan profil koperasi-koperasi klas dunia, dalam kesempatan
General Assembly tersebut ICA juga meluncurkan Developing 300 Project,
yang menyajikan profil koperasi-koperasi di negara sedang berkembang
dengan kriteria turnover dan asset yang lebih rendah, yang tertinggi
Saludcoop koperasi kesehatan Columbia yang turnovernya sebesar $ AS
504.681.000 dan assetnya $ AS 223.893.000, sedangkan yang terendah
adalah koperasi pertanian Uganda yang turn overnya $ AS 512.000 dan
assetnya $ 399.000. Kedalam kelompok ini 5 negara Asia: Malaysia,
Pilipina, Muangthai, Srilangka dan Vietnam masing-masing menempatkan 5
koperasi, sedangkan 4 negara Afrika: Ethopia, Kenya, Tanzania dan
Uganda juga masing-masing menempatkan 5 koperasi; sementara dari
Amerika Selatan, Columbia, Kostarika dan Paraguay juga menempatkan
masing-masing 5 koperasi.
Di tengah
perkembangan koperasi di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di
negara yang sedang berkembang seperti diuraikan diatas, bagaimana
dengan perkembangan koperasi di Indonesia? Seperti kita lihat, apalagi
dalam ICA Global 300 yang meyajikan koperasi-koperasi klas dunia, dalam
Developing 300 Projectpun yang menyajikan perkembangan
koperasi-koperasi di negara sedang berkembang, tak satupun koperasi dari
Indonesia yang masuk daftar.
terima kasih :)
BalasHapus