PROSES MANAJEMEN PEMASARAN
- PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMASARAN
Menejer pemasaran sering menghadapi masalah kurangnya informasi untuk mengambil sebuah keputusan sehingga harus menerapkan proses penyelesaian masalah yang sistematis. Keputusan secara sistematis diambil oleh menejer pemasaran akan selalu berada dalam suatu lingkungan yang kompleks dan penuh dengan ketidak pastian terutama menyangkut masalah penetapan harga, produk, distribusi, dan promosi. Semua itu tidak terlepas dari pengaruh faktor – faktor ekstern seperti, demografi, kondisi perekonomian, kebudayaan, persaingan, dan sebagainya. Keputusan yang rasional menghendaki adanya proses keputusan yang selaras dan logis.
Metode tradisional dapat membantu sebagai pendekatannya, yang terdiri dari :
- Harus mengetahui dulu masalahnya dan mendefinisikan masalah tersebut
juga mampu untuk mengindentifikasi masalah dan kesempatan lebih awal. Informasi untuk mengambil keputusan dapat dikumpulkan dengan memonitori para pembeli.
- Merumuskan berbagai alternatif penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi.
- Dengan adanya suatu alternatif maka dapat dianalisa dan dinilai, jika ada kekurangan data maka menejer harus membuat anggapan – anggapan atau pendapat lain dan diadakan penyesuaian dan perubahan seperlunya untuk mengambil keputusan yang disertai dengan pernyataan untuk menentukan kebaikan dan keburukannya.
- Mengusulkan suatu penyelesaian dan menyarankan suatu rencana tindakan, meskipun kenyataannya kesempatan resiko yang dihadapi sama, tetapi kesimpulan yang diambil dapat berbeda – beda di antara para menejer. Rencana tindakan mungkin dapat menemukan beberapa factor penting yang belum dimasukkan kedalam analisa. Menejer dapat menetapkan berbagai alternative dan memberikan perkiraan tentang ketidak pastian, dan mengkuantitatifkan berbagai macam konsekuensi tindakan.
- PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG EFEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN MARKETING MIX
Pengambilan keputusan hampir selalu berkaitan dengan variable – variable marketing mix. Yang utama dari marketing mix adalah pasar, karena pasar merupakan pusat perhatian untuk semua keputusan yang menyangkut marketing mix maka pasar dipakai sebagai dasar untuk menentukan macam produk, alternatif harga, promosi dan distribusi dan dapat dikatakan bahwa produk dapat memberikan akibat penting terhadap keputusan. Juga efektivitas keputusan – keputusan marketing mix, dibandingkan dengan perusahaan saingan, dapat meningkatkan volume penjualan. Karena, pada umumnya semakin besar usaha – usaha yang dikeluarkan dalam marketing mix, akan semakin besar pula penjualannya.
Efektivitas marketing mix dapat dipakai sebagai syarat penting untuk menguasai pasar. Tapi pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk marketing mixnya bukanlah satu syarat mutlak yang harus dipertimbangkan untuk menghasilkan volume penjualan, tetapi faktor efektivitas pengeluaran yang menyangkut seberapa jauh efektivitas pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan terhadap volume penjualannya. Jadi perusahaan yang memiliki tingkat efektivitas lebih tinggi akan mendapatkan hasil volume penjualan total dalam persentase lebih besar, maka manajemen harus berusaha memanfaatkan sumber produknya seefektif mungkin disamping tingkat pengeluarannya.
Biasanya marketing mix yang dipakai untuk barang konsumsi berbeda dengan marketing mix yang dipakai untuk industri. Demikian juga marketing mix untuk jasa juga sangat berbeda dengan marketing mix untuk barang. Kegiatan promosi misalnya, sedangkan barang industri lebih menekan pada personal selling daripada barang konsumsi, sedangkan barang konsumsi lebih banyak menitikberatkan pada perkiraan.
- MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk mengambil keputusan secara efektif tentang produk. Faktor tersebut adalah :
- Analisa pasar, memberikan kemungkinan pada menejer untuk mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan para pembeli. Juga dapat menunjukkan sampai seberapa jauh penawaran yang ada bisa memberikan kepuasan pada mereka. Jadi analisa pasar membuka kesempatan untuk memperkenalkan produk baru yang menguntungkan ataupun untuk mengubah, memperbaikki, dan melengkapi produk yang ada.
- Memonitor Lingkungan, perusahaan harus berusaha memanfaatkan secara penuh kesempatan yang ada dengan sumber – sumber yang terbatas dan dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan ekstern, seperti : demografi, kondisi perekonomian, sosial dan kebudayaan, politik dan hukum, teknologi dan persaingan.
- Menentukan tujuan produk, tujuan produk dikaitkan dengan masalah pengembangan investasi, laba dan market share atau volume penjualan.
- Menentukan Marketing Mix, manajemen dihadapkan pada tiga masalah yang harus dipertimbangkan, yaitu :
- variabel – variabel marketing mix manakah yang harus dikembangkan untuk setiap produk yang ditawarkan ?
- dari variabel marketing mix yang dipilih, macam variabel manakah yang tepat untuk diambil ?
- pertimbangan yang ketiga adalah mengembangkan usaha pemasaran keseluruhan untuk produk tersebut ?
- Penerapan keputusan – keputusan marketing mix, keputusan ini dapat dilaksanakan dengan menentukan :
- tugas apa yang harus dilaksanakan ?
- siapakah yang melaksanakan tugas tersebut ?
- mengapa tugas tersebut dilaksanakan ?
- bagaimana tugas tersebut dilaksanakan ?
- kapan tugas tersebut dilaksanakan ?
- dimana tugas tersebut dilaksanakan ?
2. Mengadakan prosedur pengawasan, ada lima tahap system pengawasan, yaitu :
- memilih krietria pengawasan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan produk tertentu
- pengukuran kriteria, harus dapat diukur dalam berbagai macam situasi secara rasional
- penentuan standard kerja dan jangka waktu pencapaiannya, missal ditentukan standard kerja untuk produk X market sharenya 20 % untuk bulan Januari
- memonitor kejadian, apakah standard yang telah ditentukan dapat dicapai. Cara yang dapat dipakai dengan observasi langsung atau menganalisa data konsumen
- membandingkan hasil dengan standard, kalau hasil yang dicapai telah memenuhi standardnya, berarti baik.
Tetapi jika hasil yang dicapai tidak memenuhi standard, maka perlu dianalisa lebih lanjut mengapa tujuan tersebut tidak tercapai, mungkin disebabkan karena penetapan standardnya keliru. Oleh karena itu perlu dianalisa kembali dari awal.
STRATEGI PEMASARAN
Menutut Marwan (1991 : 30), strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah dibidang pemasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
Selanjutnya Davud Cravens (2000 : 25), menjelaskan bahwa proses strategi pemasaran meliputi :
a. Analisis Situasi (Situation Analisis)
Analisis situasi ini meliputi visi, struktur, dan analisis pasar, segmentasi pasar, serta pengetahuan pasar untuk memadu perancangan suatu strategi baru atau perubahan strategi yang sudah ada.
b. Perancangan Strategi Pemasaran (Designing Marketing Strategy)
Tahap analisis situasi dalam proses strategi pemasaran mengidentifikasi peluang pasar, menggambarkan segmen pasar, mengevaluasi persaingan, dan menilai kelemahan dan kekuatan perusahaan. Perancangan strategi pemasaran meliputi market targeting dan analisis positioning, membangun hubungan pemasaran, serta pengembangan dan perkenalan produk baru.
c. Pengembangan Program Pemasaran (Marketing Program Development)
Tahap pengembangan program pemasaran ini meliputi portofolio produk dan manajemen strategi merek, rantai nilai, strategi promosi dan harga.
d. Penerapan dan Manajemen Strategi Pemasaran (Implometing and Managing Marketing Strategy)
Tahap penerapan dan manajemen strategi pemasaran meliputi perancangan marketing driven organization yang efektif, serta strategi implementasi dan control.
Basu Swastha dan Irawan (2003 : 69), menjelaskan strategi pemasaran dari setiap perusahaan sebagai suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Penentuan strategi tersebut dapat dilakukan oleh manajer pemasaran dengan membuat tiga macam keputusan yaitu :
1. Konsumen yang dituju (Target Consumen), yaitu individu-individu/ kelompok tertentu yang harus dilayani oleh perusahaan dengan memuaskan.
2. Menentukan keinginan konsumen, yaitu mengumpulkan informasi dari beberapa sumber untuk menentukan keinginan konsumen.
3. Marketing Mix, merupakan variable-variabel (produk, harga, promosi, dan distribusi) yang dipakai perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen.
Selanjutnya Davud Cravens (2000 : 25), menjelaskan bahwa proses strategi pemasaran meliputi :
a. Analisis Situasi (Situation Analisis)
Analisis situasi ini meliputi visi, struktur, dan analisis pasar, segmentasi pasar, serta pengetahuan pasar untuk memadu perancangan suatu strategi baru atau perubahan strategi yang sudah ada.
b. Perancangan Strategi Pemasaran (Designing Marketing Strategy)
Tahap analisis situasi dalam proses strategi pemasaran mengidentifikasi peluang pasar, menggambarkan segmen pasar, mengevaluasi persaingan, dan menilai kelemahan dan kekuatan perusahaan. Perancangan strategi pemasaran meliputi market targeting dan analisis positioning, membangun hubungan pemasaran, serta pengembangan dan perkenalan produk baru.
c. Pengembangan Program Pemasaran (Marketing Program Development)
Tahap pengembangan program pemasaran ini meliputi portofolio produk dan manajemen strategi merek, rantai nilai, strategi promosi dan harga.
d. Penerapan dan Manajemen Strategi Pemasaran (Implometing and Managing Marketing Strategy)
Tahap penerapan dan manajemen strategi pemasaran meliputi perancangan marketing driven organization yang efektif, serta strategi implementasi dan control.
Basu Swastha dan Irawan (2003 : 69), menjelaskan strategi pemasaran dari setiap perusahaan sebagai suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Penentuan strategi tersebut dapat dilakukan oleh manajer pemasaran dengan membuat tiga macam keputusan yaitu :
1. Konsumen yang dituju (Target Consumen), yaitu individu-individu/ kelompok tertentu yang harus dilayani oleh perusahaan dengan memuaskan.
2. Menentukan keinginan konsumen, yaitu mengumpulkan informasi dari beberapa sumber untuk menentukan keinginan konsumen.
3. Marketing Mix, merupakan variable-variabel (produk, harga, promosi, dan distribusi) yang dipakai perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen.
Strategi pemasaran yang berhasil umumnya ditentukan dari satu atau beberapa variabel marketing mix-nya. Jadi perusahaan dapat mengembangkan strategi produk, harga, distribusi atau promosi, atau mengkombinasikan variabel-variabel tersebut ke dalam suatu rencana strategi yang menyeluruh.
Berdasarkan defenisi-defenisi yang telah diuraikan, dapat diketahui bahwa strategi pemasaran dari setiap perusahaan merupakan suatu keseluruhan kegiatan ntuk mencapai satu tujuan. Strategi pemasaran yang efektif, memerlukan suatu pengetahuan tentang keinginan konsumen yang ditunjukan pada manfaat barang (produk) dan adanya konstribusi dari masing-masing produk.
Strategi pemasaran sangat tergantung oleh dimana suatu perusahaan menempatkan posisi peranannya. Philip Kotler dan A.B.Susanto (2001) mengklasifikasikan perusahaan menuarut perananya dalam pasar sasaran yaitu sebagai berikut :
a. Pemimpin pasar adalah perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar dan biasanya memimpin dalam perubahan harga, peluncuran produk baru, cakupan distribusi dan intesitas promosi.
b. Penantang pasar adalah perusahaan yang dengan agresif mencoba memperbesar pangsa pasar dengan menyerang pemimpin pasar perusahaan peringkat dua lainnya, serta perusahaan lebih kecil dalam industrinya.
c. Pengikut pasar adalah perusahaan peringkat dua yang tidak mau menimbulkan gejola karena takut kehilangan lebih banyak, pengikut bukanya tidak punya strategi dan mencoba menggunakan kopentensinya untuk tidak aktif
d. Pencerok adalah perusahaan kecil yang memilih bergerak dalam bagian khusus pasar yang tidak menarik perusahaan besar.
Berdasarkan defenisi-defenisi yang telah diuraikan, dapat diketahui bahwa strategi pemasaran dari setiap perusahaan merupakan suatu keseluruhan kegiatan ntuk mencapai satu tujuan. Strategi pemasaran yang efektif, memerlukan suatu pengetahuan tentang keinginan konsumen yang ditunjukan pada manfaat barang (produk) dan adanya konstribusi dari masing-masing produk.
Strategi pemasaran sangat tergantung oleh dimana suatu perusahaan menempatkan posisi peranannya. Philip Kotler dan A.B.Susanto (2001) mengklasifikasikan perusahaan menuarut perananya dalam pasar sasaran yaitu sebagai berikut :
a. Pemimpin pasar adalah perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar dan biasanya memimpin dalam perubahan harga, peluncuran produk baru, cakupan distribusi dan intesitas promosi.
b. Penantang pasar adalah perusahaan yang dengan agresif mencoba memperbesar pangsa pasar dengan menyerang pemimpin pasar perusahaan peringkat dua lainnya, serta perusahaan lebih kecil dalam industrinya.
c. Pengikut pasar adalah perusahaan peringkat dua yang tidak mau menimbulkan gejola karena takut kehilangan lebih banyak, pengikut bukanya tidak punya strategi dan mencoba menggunakan kopentensinya untuk tidak aktif
d. Pencerok adalah perusahaan kecil yang memilih bergerak dalam bagian khusus pasar yang tidak menarik perusahaan besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar